KOLAKA – Nyeri punggung bawah atau low back pain merupakan rasa nyeri, ngilu, dan pegal yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, nyeri punggung bawah memengaruhi sekitar 619 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2020. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 843 juta pada tahun 2050.
PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), salah satu bagian dari Grup MIND ID, menyadari bahwa masalah ini tidak hanya berisiko bagi kesejahteraan individu, tetapi juga dapat merusak produktivitas tim secara keseluruhan. Karena itu, PT Vale Blok Pomalaa merespons permasalahan tersebut dengan menggelar webinar Om Kumis (Obrolan Mengenai K3 untuk Masyarakat IGP Pomalaa dan Semuanya), Rabu (11/6/2025).
Acara yang bertema “Waspada Low Back Pain dan Cara Penanganan di Tempat Kerja” menghadirkan dr. Ahmad Perdana Asy’arie, Direktur Utama RS Alodia Agung Medical Centre (AAMC), dan dr. Nur Surya Wirawan, Konsultan Nyeri RS Primaya Makassar.
Senior Manager HSOR PT Vale, Guntur S. Hadi menyebutkan, tema yang dipilih dalam Om Kumis kali ini sebagai respons terhadap keluhan dari para pekerja yang sering mengalami nyeri punggung bawah. PT Vale, kata dia, memiliki tanggung jawab besar untuk menciptakan lingkungan kerja yang tidak hanya aman secara fisik, tetapi juga mendukung kesehatan pekerjanya.
“Selain bisa menjadi masalah personal, nyeri punggung bawah ini tentunya juga akan menurunkan produktivitas kerja, bahkan dampak terburuknya bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Hal itu tentunya sangat tidak diharapkan,” ujar Guntur.
Dalam pemaparannya, dr. Nur Surya Wirawan menyebutkan, nyeri punggung bawah disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya stres, berat badan berlebih, serta mengonsumsi obat-obatan dalam jangka panjang yang dapat melemahkan tulang. “Selain itu, jenis pekerjaan yang melibatkan gerakan mengangkat atau menarik beban berat dapat menyebabkan nyeri punggung bawah,” terangnya.
Ia mengingatkan bahwa nyeri punggung bawah dapat menyebabkan kecatatan sehingga tidak bisa disepelekan. “Banyak yang beranggapan bahwa nyeri punggung bawah akan dialami individu yang berusia empat puluh tahun ke atas, padahal usia di bawah empat puluh juga rentan. Karena itu, manajemen penyakit ini perlu diketahui dan diterapkan oleh kita semua,” jelasnya. (as)